Selasa, 03 Juli 2012

Media dan Teknologi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Latar belakang penyusunan makalah ini adalah karena ada tuntutan untuk mengetahui strategi-strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran di sekolah, juga memadukan berbagai media dan teknologi agar dapat menarik minat siswa untuk belajar lebih giat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Strategi Pembelajaran di kelas
2.      Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
3.      Strategi dan Media yang Berpusat Pada Guru dan Siswa
4.      Strategi Penggunaan Media Pembelajaran
5.      Teknologi Gabungan

C.    Metode Penulisan
Research library, dan dengan mengutip dari buku-buku, kemudian penyusun simpulkan dalam bentuk makalah.

D.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui strategi pembelajaran di kelas
2.      Untuk mengetahui prinsip pemilihan media pembelajaran
3.      Untuk mengetahui strategi dan media yang berpusat pada guru dan siswa
4.      Untuk mengetahui strategi penggunaan media pembelajaran
5.      Untuk mengetahui teknologi gabungan

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Strategi pembelajaran di kelas
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Menurut Mayer (1977: 54) ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran[1], yaitu:
1.    Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat tercapai oleh siswa.
2.    Pilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki siswa saat bekerja nanti (berorientasi pada dunia kerja).
3.    Gunakan media pembelajaran yang sebanyak dan sevariasi mungkin untuk memberikan rangsangan pada semua indera siswa.

Secara umum ada tiga tahapan pokok yang terdapat pada strategi pembelajaran yakni tahapan pemula (pra Instruksional), tahapan pengajaran (Instruksional), dan tahapan penilaian dan tindak lanjut.
1.        Tahapan Pra Instruksional
Tahap pra instruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau siswa pada tahapan ini adalah:
a.         Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir, tidak perlu di absensi satu per satu, cukup ditanyakan yang tidak hadir saja dengan alasannya.
b.        Bertanya kepada siswa sampai di mana pembahasan pelajaran sebelumnya (pre-test).
c.         Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
d.        Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
e.         Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya.

Tujuan tahapan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu.

2.        Tahapan Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pembelajaran atau tahap inti. Yakni tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut:
a.         Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
b.        Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
c.         Membahas materi pokok yang telah dituliskan tadi.
d.        Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh kongkrit.
e.         Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
f.         Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi.
Ahmad Sabri (2002: 2):”Harus diperhatikan bahwa kegiatan yang ditempuh dalam tahapan instruksional, sebaiknya dititikberatkan kepada siswa yang harus lebih aktif melakukan kegiatan belajar. Untuk itu maka haruslah dipilih pendekatan mengajar yang berorientasi kepada cara belajar siswa aktif”[2].
3.        Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahapan yang ketiga atau yang terakhir dari strategi mengajar adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut. Tujuan tahapan ini, ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:
a.         Mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua.
b.        Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70%, maka guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai siswa.
c.         Untuk memperkaya pengetahuan siswa, materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas.
d.        Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
Ketiga tahapan yang telah dibahas di atas merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk dapat mengatur waktu kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh.
B.       Prinsip pemilihan media pembelajaran
Di dalam memilih media pembelajaran, guru harus memperhatikan beberapa kategori atau prinsip di bawah ini agar pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran:
1.        Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah hanya untuk hiburan saja mengisi waktu santai? Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SLTP, SLTA, tuna rungu, tuna netra, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media[3].

2.        Karakteristik media pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pembelajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.

3.        Alternatif pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pembelajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Pemilihan dan penggunaan media perlu memperhatikan kriteria[4] berikut ini:
a.    Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
b.    Tepat guna (validitas)
Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.
c.    Keadaan peserta didik
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik perlu pertimbangan.
d.   Ketersediaan
Pemilihan perlu memperlihatkan ada/tidak media tersedia diperpustakaan/di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.
e.    Mutu teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
f.     Biaya
Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai.

C.      Strategi dan media yang berpusat pada guru dan siswa
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan menurut Rowntree (1974):
1.        Strategi penyampaian (exposition)
Bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Materi disajikan begitu saja kepada siswa, tidak tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh. Dengan demikian, guru berfungsi sebagai penyampai informasi[5].

2.        Strategi discovery
Bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa.


3.        Strategi belajar individual
Ini di lakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimna mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
4.        Strategi belajar kelompok
Ini dilakukan secara berkelompok. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Strategi ini tidak memerhatikan kecepatan belajar individu, setiap individu dianggap sama. Oleh karena ini, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan baisa-biasa saja, begitu juga sebaliknya.

Sebenarnya media pembelajaran itu banyak sekali, namun kami hanya akan menjabarkan media yang biasa digunakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Ada empat jenis media pembelajaran, yaitu: alat visual, alat auditif, alat audio-visual, dan alat tiga dimensi. Keempat media tersebut ada yang berpusat pada guru, dan ada juga yang berpusat pada siswa.
1.        Media yang berpusat pada guru:
Media visual:
a.         Papan tulis
Papan tulis sangat membantu proses belajar mengajar. Dengan papan tulis, guru dapat menjelaskan atau menuliskan materi pelajaran. Penggunaan papan tulis dipusatkan pada guru, meskipun pada suatu waktu ada peran siswa di dalam penggunaannya. Papan tulis banyak sekali manfaatnya, yaitu:
1)        Penyajian pelajaran dapat dilakukan dengan jelas selangkah demi selangkah secara sistematis di papan tulis.
2)        Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan, hal ini akan dapat segera dilihat dan dinilai oleh guru, dan segera dapat dilakukan perbaikan.
3)        Papan tulis merangsang siswa untuk bekerja lebih baik.
4)        Apabila suatu ide atau masalah ditulis di papan tulis, siswa dapat melihat dan membacanya dengan jelas, hal ini akan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam bentuk diskusi.
5)        Mendorong motivasi belajar, karena siswa pada umumnya senang bekerja di papan tulis.
b.         Slide
Slide adalah gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat dengan mudah oleh semua siswa secara bersama-sama. Penyajian dalam bentuk slide dapat menimbulkan dan mempertinggi minat siswa untuk belajar, namun masih dalam pengawasan guru, guru yang berperan menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan slide. Slide dapat digunakan pada semua bidang pelajaran dan pada setiap tingkatan usia.
Media audio-visual:
a.    Film (gambar hidup)
Film adalah perkembangan gambar dengan gerakan dan suara yang dapat dilihat dan didengar. Film adalah media yang baik guna melengkapi pengalaman-pengalaman dasar bagi siswa di kelas untuk membaca, diskusi, dan kegiatan belajar lainnya. Film memberikan penyajian yang lebih baik, baik bagi siswa yang kurang intelektualnya maupun siswa yang intelektualnya di atas rata-rata akan merasakan manfaat dari film tersebut walaupun dengan tingkat pemahaman yang berbeda. Namun guru yang sangat berperan dalam penggunaan film ini, harus dengan bimbingan guru[6].

b.    Televisi
Televisi adalah suatu perlengkapan elektronis yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Guru berperan menjelaskan materi atau kandungan yang termuat di dalam tayangan televisi tersebut. Televisi bersifat langsung dan nyata, dapat memperluas tinjauan kelas, dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau, dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beranekaragam, banyak mempergunakan sumber masyarakat. Televisi juga menarik minat baik terhadap anak-anak maupun orang dewasa.
Media tiga dimensi:
   Salah satu media tiga dimensi ini adalah model. Contoh model yang biasa digunakan di sekolah adalah patung atau miniatur. Biasanya untuk pelajaran IPA digunakan alat peraga berupa patung. Guru dapat menjelaskan apa saja yang terdapat di patung yang berkaitan dengan materi pelajaran[7].

2.        Media yang berpusat pada siswa:
Media visual:
a.         Bulletin board (papan buletin)
Papan buletin adalah halaman papan yang khusus digunakan mempertunjukkan contoh-contoh dari pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu-kartu poster dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, papan buletin diintegrasikan dalam program pendidikan sekolah. Alat ini menjadi tempat guru dan siswa melakukan proyek kerja. Namun yang lebih berperan dalam penggunaan alat  ini adalah siswa dan ditujukan kepada siswa. Melalui papan buletin, dapat dilihat penggunaan alat-alat peraga, dan kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Jadi jelas bahwa tujuan papan buletin adalah sebagai tempat menjelaskan peristiwa-peristiwa, peraturan-peraturan sekolah, daftar-daftar, dan informasi-informasi lainnya.
b.         Peta dan globe
Peta dan globe biasa digunakan pada mata pelajaran IPS. Guru bisa memperkenalkan peta dan globe itu di hadapan siswa, kemudian siswa yang melakukan kegiatan belajar, misalnya dengan cara mengadakan penelitian atau diskusi kelompok tentang keadaan wilayah atau sebagainya. Dalam menggunakan alat ini, siswa dituntut untuk aktif.
Media auditif:
a.         Radio dan rekaman
Radio dapat memberikan berita yang up-to date, menarik minat siswa, berdasarkan dengan fakta, dan mendorong kreativitas siswa. Rekaman juga dapat mendorong berbagai kegiatan belajar, dapat memberikan bermacam-macam bahan pelajaran, dan menjadikan pelajaran lebih kongkrit. Dengan alat ini, siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Alat ini juga dapat melatih ketajaman pendengaran siswa.


D.      Strategi penggunaan media
Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama, berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa[8], antara lain:
1.    Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.    Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
3.    Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru.
4.    Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Alasan kedua mengapa penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir kongkrit menuju berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaran, hal-hal yang bastrak dapat dikongkritkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Dalam memilih dan menggunakan media, guru sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut:
1.        Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, artinya media pembelajaran dipilih dan digunakan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2.        Dukungan terhadap isi/bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3.        Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru waktu mengajar.
4.        Keterampilan guru dalam menggunakannya, artinya apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran.
5.        Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran.
6.        Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih dan menggunakan media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalmnya dapat dipahami oleh siswa.

E.       Teknologi gabungan
Teknologi-teknologi dapat dipadukan menjadi satu kesatuan untuk dijadikan sebagai alat pembelajaran, yang disebut media teknologi mutakhir.
1.    Teleconference
Suatu teknik komunikasi di mana kelompok-kelompok yang berada di lokasi geografis berbeda menggunakan mikrofon dan amplifair khusus yang dihubungkan satu dengan yang lainnya.
2.      Kuliah jarak jauh (telelecture)
Suatu teknik pengajaran di mana seorang ahli dalam suatu bidang ilmu tertentu menghadapi sekelompok pendengar yang mendengarkan melalui amplifair telepon.
3.    Computer-assisted instruction
Suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.
4.    Hypertext
Suatu tulisan yang tak berurutan. Dengan suatu sistem authoring (menulis), pengarang mampu menghubungkan informasi dari bagian manapun dalam paket pelajaran itu.
5.    Hypermedia
Perluasan dari hypertext yang menggabungkan media lain ke dalam teks. Dengan sistem hypermedia, pengarang dapat membuat suatu korpus materi yang berkaitan yang meliputi teks, grafik, video, musik, dan lain-lain.
6.    Sistem tutor intelejen
Pengajaran dengan bantuan komputer yang memiliki kemampuan untuk berdialog dengan siswa dan melalui dialog itu siswa dapat mengarahkan jalannya pelajaran.
7.    Interactive video
Suatu sistem penyampaian pengajaran di mana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respons yang aktif.
8.    Compact video disc
Sistem penyimpanan dan rekaman video di mana signal audio-visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita magnetik[9].
Ada beberapa pendekatan yang berbeda untuk memperkenalkan para siswa kepada dunia komputer[10], yaitu:
1.    Membangun laboratorium komputer
2.    Jika mungkin dan ada baiknya diusahakan agar tiap kelas memiliki beberapa komputer.
3.    Khusus di tingkat perguruan tinggi, masing-masing departemen atau jurusan memiliki komputer sendiri-sendiri untuk kepentingan studi akademis-mata kuliah.

















BAB III
PENUTUP
Simpulan
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di dalam memilih media pembelajaran, guru harus memperhatikan beberapa kategori atau prinsip di bawah ini agar pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu: tujuan pemilihan, karakteristik media pembelajaran dan alternatif pilihan.
Ada empat jenis media pembelajaran, yaitu: alat visual, alat auditif, alat audio-visual, dan alat tiga dimensi. Keempat media tersebut ada yang berpusat pada guru, dan ada juga yang berpusat pada siswa.
Teknologi-teknologi dapat dipadukan menjadi satu kesatuan untuk dijadikan sebagai alat pembelajaran, disebut dengan media teknologi mutakhir.







DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar, Media Pengajaran. Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2000.
Bahri Djamarah, Syaiful, dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka
Cipta, 1996.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan. Bandung, Citra Aditya Bakti, 1989.
Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.
Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2009.
Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif. Jakarta, Rineka Cipta, 1997.
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Quantum Teaching, 2005.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan).
Jakarta, Kencana Media Group, 2008.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran. Bandung, Sinar Baru
Algensindo, 2002.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran. Bandung, Sinar Baru
Algensindo, 2003.      
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya). Jakarta,
Rineka Cipta, 2008.



[1] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya), (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 284.
[2] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h. 2.
[3]  Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 143-144.
[4] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 28-29.
[5]  Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), h. 128-129.

[6] Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai,  Teknologi Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), h. 58.

[7] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989)h. 133.
[8] Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002)h. 2.
[9]  Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000), h. 94.
[10] Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar