Nama : MUHIDIN
Nim : 1001210420
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Agama
Islam (PAI D) 2012
Materi Pelajaran : Bimbingan Konseling Keagamaan
Dosen Pengajar :
Drs. H. Haderani, M.Pd.I
1. Landasan-landasan,
Prinsip-prinsip, dan Asas-asas Bimbingan Konseling
A. Pengertiam Bimbingan dan Konseling
Definisi
bimbingan merupakan proses yang berkesinambungan, proses
membantu individu, bertujuan agar individu dapat mengarahkan dan mengembangkan
dirinya secara optimal sesuai kemampuannya dan tujuan utamanya agar individu memahami diri dan menyesuaikan
dengan lingkungannya.
Konseling
diartikan sebagai kontak batin atau hubungan timbale balik antara dua orang
(konselor dan klien) untuk menagani masalah klien, yng didukung oleh keahlian
dan suasana yang laras dan integrasi berdasarkan norma-norma untuk tujuan yang
berguna bagi klien.
Arti
Agama berasal dari bahasa arab, yaitu addin yag berarti : hukum, keajaan,
kekuasaan, perhitungan, tuntunan,
keputusan, dan pembalasan. Kesemua itu memberikan gambaran bahwa “addin”
merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan
penciptanya dengan upacara dan tingakah laku tertentu, sebagai manifestasi
ketaatan tersebut.
Bimbingan Islami adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu mampu hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Konseling islami adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali akan eksisitensinya
sebagai makhluk Allah yang seharusnya selaras dengan ketetuan dan petunuk Allah
sehingga dapat mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.
B.
Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling
1.
Prinsip yang berkenaan
dengan sasaran pelayanan
2.
Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu.
3.
Prisip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan
4.
Prinsip-Prisip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan
C.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling
islami berdasarkan Al Qur’an dan hadits atau sunah nabi ditambah dengan
landasan filosofis. Berdasakan landasan tersebut dijabarkan asas-asas
pelaksanaan bimbingan dan konseling islami sebagai berikut :
- Asas Kebahagian
dunia akhirat
- Asas fitrah
- Asas Lillahi ta’ala
- Asas bimbingan
seumur hidup
- Asas kesatuan jasmaniyah-rohaniyah
- Asas keseimbangan rohaniyah
- Asas Kemajuan
individu
- Asas Sosialitas
- Asas Kekhalipahan manusia
- Asas Keselarasan
dan keadilan
- Asas pembinaan
akhlakul karimah
- Asas kasih
sayang
- Asas saling menghargai dan menghormati
- Asas musyawarah
- Asas keahlian
2. Kualifikasi dan
Tanggung jawab petugas serta peranan kepala madrasah guru agama pendidikan
islam dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling keagamaan
A. Pengertian Kualifikasi
Dalam kamus besar indonesia, definisi
kualifikasi adlah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau
menduduki jabatan tertentu.
B. Peranan Kepala Sekolah dan Guru Pai dalam
Pelaksanaan Bimbingan Konseling Keagamaan
a. Peranan kepala sekolah
Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh
penyelenggara pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Kepala sekolah
mempunyai dua fungsi utama dalam program bimbingan:
(1). Dalam organisasi bimbingan, dan
(2). Dalam administrasi bimbingan
3. Program,
Administrasi dan Organisasi bimbingan dan konseling keagamaan, serta
macam-macam layanan bimbingan dan konseling keagamaan
A. Program Bimbingan dan Konseling keagamaan
Program bimbingan dan konseling merupakan salah satu keharusan sebagai
salahsatu aspek pembaruan yang dipandang penting bagi penunjang suksesnya
program pengajaran dan pendidikan.
Program-program bimbingan dan konseling agama,
antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Bidang Kependidikan
2. Bidang Pekerjaann
3. Bidang Sikap dan Nilai-nilai
4. Bidang Kesehatan Jasmani dan Rohani
5. Bimbingan Pembinaan Kepribadian
6. Follow up service (tidak lanjut pelayanan
bimbingan)
7. Target bimbingan dan konseling agama
B. Organisasi bimbingan dan konseling
Dalam pengertian umum adalah suatu wadah atau badan yang mengatur segala
kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara bersama-sama. Me
–manage bimbingan dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan semua
sumber organisasi dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas. Layanan-
layanan bimbingan konseling.
1. Layanan orientasi
2. Layanan informasi
3. Layanan penempatan dan penyaluran
4. Layanan bimbingan belajar
5. Layanan penguasaan konten
6. Layanan konseling perorangan
7. Layanan bimbingan kelompok
8. Layanan konseling
9. Layanan konsultasi
10. Layanan mediasi
4. Perlunya data,
teknik pengumpulan data; (tes dan nontes), serta teknik pengolahan data dan
kartu pribadi dalam pelayanan bimbingan dan konseling
A. Pengertian Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti
bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengelolaan. Biasanya
berwujud, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol
lainnya yang biasa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek,
kejadian, ataupun suatu konsep.
B. Jenis Data
Pada dasarnya data ada dua jenis data yang
perlu dikumpulkan dalam pelayanan BK yang efektif dan efesien.
1. Data Pribadi
2. Data Lingkungan
C. Sumber Data
Adapun sumber-sumber data yang dapay dihubungi
oleh pembimbing yaitu,
1. Kepala Sekolah
2. Wakil Kepala Sekolah
3. Cordinator Bimbingan dan Konseling
4. Konselor Sekolah
5. Guru Mata Pelajaran
6. Personel Sokolah Lainnya
7. Siswa dan Teman Terdekatnya
8. Orang tua dan Masyrakat
9. Para Ahli dan Lembaga-lembaga Terkait
D. Teknik Pengumpulan Data
Secara umum teknik pengumpulan data dapat
dilakukan secara tes dan nontest.
1. Teknik Tes
Adapun macamnya:
a. Tes hasil belajar
b. Tes kemampuan khusus
c. Tes minat
d. Tes perkembangan vocasional
e. Tes kepribadian
2. Teknik Nontes
Yang termasuk alat-alat nontes dalam himpunan adalah
a. Angket tertulis
b. Wawancara
c. Observasi
d. Otobiografi
e. Anekdot
f. Skala penilaian
g. Sosiometri
h. Kunjungan rumah
i.
Kartu pribadi
j.
Studi kasus
5. Agama dan
kesehatan mental serta problem-problem dalam kehidupan keagamaan
A. Agama dan kesehatan mental
1. Pengertian kesehatan mental
Kesehatan mental sebagai salah satu cabang
ilmu jiwa dikenal sejak abad ke-19 di jerman tahun 1875 M. Pengertian kesehatan mental tidak hanya
terbatas kepada absennya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa, tetapi
orang yang sehat mentalnya, juga memiliki sifat atau karakteristik sebagai
berikut:
1. Memiliki sikap kepribadian terhadap diri
sendiri dalam arti ia mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya.
2. Memiliki pertumbuhan, perkembangan dan
perwujudan diri
3. Memiliki integrasi diri yang melpti
keseimbangan jiwa, kesatuan pandangan dan tahan terhadap tekanan-tekanan
kejiwaan yang terjadi.
4. Memiliki otonomi diri yang mencakup
unsur-unsur pengatur kelakuan diri dari dalam ataupun kelakuan-kelakuan bebas.
5. Memiliki persepsi mengenai realitas, bebas
dari penyimpangan kebutuhan, dan penciptaan empati serta kepakaan sosial
6. Memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan
dan berintegrasi dengannya.
2. Hubungan agama dan kesehatan mental
3. Kesehatan mental dalam Al-Qur’an
4. Kesehatan mental dalam hadis
5. Orientasi, wawasan dan indikator kesehatan
mental
B. Problema-problema dalam kehidupan keagamaan
1. Agama dan kegagalan
2. Agama dan penyakit
3. Agama dan bahaya
4. Agama dan kematian
5. Agama dan kriminal