Selasa, 10 Juli 2012

Bimbingan Konseling Keagamaan



Nama                  : MUHIDIN
Nim                    : 1001210420
Fakultas              : Tarbiyah
Jurusan               : Pendidikan Agama Islam  (PAI  D) 2012
Materi Pelajaran : Bimbingan Konseling Keagamaan
Dosen Pengajar  : Drs. H. Haderani, M.Pd.I

1.      Landasan-landasan, Prinsip-prinsip, dan Asas-asas Bimbingan Konseling
A.    Pengertiam Bimbingan dan Konseling
Definisi bimbingan merupakan proses yang berkesinambungan, proses membantu individu, bertujuan agar individu dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya dan tujuan utamanya agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan lingkungannya.
Konseling diartikan sebagai kontak batin atau hubungan timbale balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menagani masalah klien, yng didukung oleh keahlian dan suasana yang laras dan integrasi berdasarkan norma-norma untuk tujuan yang berguna bagi klien.
Arti Agama berasal dari bahasa arab, yaitu addin yag berarti : hukum, keajaan, kekuasaan, perhitungan,  tuntunan, keputusan, dan pembalasan. Kesemua itu memberikan gambaran bahwa “addin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingakah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut.
Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup  di dunia dan akhirat.
Konseling  islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali akan eksisitensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya selaras dengan ketetuan dan petunuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.

B.     Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
1.      Prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan
2.      Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu.
3.      Prisip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan
4.      Prinsip-Prisip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan

C.    Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling islami berdasarkan Al Qur’an dan hadits atau sunah nabi ditambah dengan landasan filosofis. Berdasakan landasan tersebut dijabarkan asas-asas pelaksanaan bimbingan dan konseling islami sebagai berikut :
  1. Asas Kebahagian dunia akhirat
  2. Asas fitrah
  3. Asas Lillahi ta’ala
  4. Asas bimbingan seumur hidup
  5. Asas kesatuan jasmaniyah-rohaniyah
  6. Asas keseimbangan rohaniyah
  7. Asas Kemajuan individu
  8. Asas Sosialitas
  9. Asas Kekhalipahan manusia
  10. Asas Keselarasan dan keadilan
  11. Asas pembinaan akhlakul karimah
  12. Asas kasih sayang
  13. Asas saling menghargai dan menghormati
  14. Asas musyawarah
  15. Asas keahlian 
2.      Kualifikasi dan Tanggung jawab petugas serta peranan kepala madrasah guru agama pendidikan islam dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling keagamaan

A.    Pengertian Kualifikasi
Dalam kamus besar indonesia, definisi kualifikasi adlah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu.
B.     Peranan Kepala Sekolah dan Guru Pai dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling Keagamaan
a.       Peranan kepala sekolah
Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggara pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Kepala sekolah mempunyai dua fungsi utama dalam program bimbingan:
(1). Dalam organisasi bimbingan, dan
(2). Dalam administrasi bimbingan


3.      Program, Administrasi dan Organisasi bimbingan dan konseling keagamaan, serta macam-macam layanan bimbingan dan konseling keagamaan

A.    Program Bimbingan dan Konseling keagamaan
Program bimbingan dan konseling merupakan salah satu keharusan sebagai salahsatu aspek pembaruan yang dipandang penting bagi penunjang suksesnya program pengajaran dan pendidikan.
Program-program bimbingan dan konseling agama, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

1.      Bidang Kependidikan
2.      Bidang Pekerjaann
3.      Bidang Sikap dan Nilai-nilai
4.      Bidang Kesehatan Jasmani dan Rohani
5.      Bimbingan Pembinaan Kepribadian
6.      Follow up service (tidak lanjut pelayanan bimbingan)
7.      Target bimbingan dan konseling agama
B.     Organisasi bimbingan dan konseling
Dalam pengertian umum adalah suatu wadah atau badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara bersama-sama. Me –manage bimbingan dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan semua sumber organisasi dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas. Layanan- layanan bimbingan konseling.
1.      Layanan orientasi
2.      Layanan informasi
3.      Layanan penempatan dan penyaluran
4.      Layanan bimbingan belajar
5.      Layanan penguasaan konten
6.      Layanan konseling perorangan
7.      Layanan bimbingan kelompok
8.      Layanan konseling
9.      Layanan konsultasi
10.  Layanan mediasi
4.      Perlunya data, teknik pengumpulan data; (tes dan nontes), serta teknik pengolahan data dan kartu pribadi dalam pelayanan bimbingan dan konseling

A.    Pengertian Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengelolaan. Biasanya berwujud, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang biasa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian, ataupun suatu konsep.
B.     Jenis Data
Pada dasarnya data ada dua jenis data yang perlu dikumpulkan dalam pelayanan BK yang efektif dan efesien.
1.      Data Pribadi
2.      Data Lingkungan
C.     Sumber Data
Adapun sumber-sumber data yang dapay dihubungi oleh pembimbing yaitu,
1.      Kepala Sekolah
2.      Wakil Kepala Sekolah
3.      Cordinator Bimbingan dan Konseling
4.      Konselor Sekolah
5.      Guru Mata Pelajaran
6.      Personel Sokolah Lainnya
7.      Siswa dan Teman Terdekatnya
8.      Orang tua dan Masyrakat
9.      Para Ahli dan Lembaga-lembaga Terkait
D.    Teknik Pengumpulan Data
Secara umum teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara tes dan nontest.

1.      Teknik Tes
Adapun macamnya:
a.       Tes hasil belajar
b.      Tes kemampuan khusus
c.       Tes minat
d.      Tes perkembangan vocasional
e.       Tes kepribadian
2.      Teknik Nontes
Yang termasuk alat-alat nontes dalam himpunan adalah
a.       Angket tertulis
b.      Wawancara
c.       Observasi
d.      Otobiografi
e.        Anekdot
f.       Skala penilaian
g.      Sosiometri
h.      Kunjungan rumah
i.        Kartu pribadi
j.        Studi kasus

5.      Agama dan kesehatan mental serta problem-problem dalam kehidupan keagamaan

A.    Agama dan kesehatan mental
1.      Pengertian kesehatan mental
Kesehatan mental sebagai salah satu cabang ilmu jiwa dikenal sejak abad ke-19 di jerman tahun 1875 M.  Pengertian kesehatan mental tidak hanya terbatas kepada absennya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa, tetapi orang yang sehat mentalnya, juga memiliki sifat atau karakteristik sebagai berikut:
1.      Memiliki sikap kepribadian terhadap diri sendiri dalam arti ia mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya.
2.      Memiliki pertumbuhan, perkembangan dan perwujudan diri
3.      Memiliki integrasi diri yang melpti keseimbangan jiwa, kesatuan pandangan dan tahan terhadap tekanan-tekanan kejiwaan yang terjadi.
4.      Memiliki otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan diri dari dalam ataupun kelakuan-kelakuan bebas.
5.      Memiliki persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan, dan penciptaan empati serta kepakaan sosial
6.      Memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya.
2.      Hubungan agama dan kesehatan mental
3.      Kesehatan mental dalam Al-Qur’an
4.      Kesehatan mental dalam hadis
5.      Orientasi, wawasan dan indikator kesehatan mental

B.     Problema-problema dalam kehidupan keagamaan
1.      Agama dan kegagalan
2.      Agama dan penyakit
3.      Agama dan bahaya
4.      Agama dan kematian
5.      Agama dan kriminal